Sejarah Desa Banyuanyar
Desa Banyuanyar merupakan salah satu desa di Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Desa ini terletak tidak jauh dari jalan utama Solo-Semarang. Desa Banyuanyar berbatasan dengan Desa Tanduk di sebelah utara, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel di sebelah selatan, Desa Candi Gatak, Kecamatan Cepogo di sebelah timur, dan Desa Gubug, Kecamatan Cepogo di sebelah barat.
Asal usul penamaan Desa Banyuanyar, konon, ketika zaman dahulu kala, suatu ketika ada sebuah mata air yang sangat deras tiba-tiba muncul di desa tersebut. Masyarakat yang mengetahui hal itu spontan terkejut dan berucap, “Eneng banyu sing anyar! eneng banyu anyar teko [Ada air baru. Ada air baru datang],”. Masyarakat desa itu merasa senang akan kemunculan sumber air itu namun tidak sedikit juga masyarakat desa waktu itu yang merasa khawatir.
Tak lama sejak kemunculan sumber mata air tersebut, seorang wali desa setempat bernama Kyai Doglo merasa khawatir derasnya air yang mengalir dari sumber air itu akan menyebabkan desa tergenang, bahkan bisa menenggelamkan perkampungan masyarakat. Kyai Doglo dengan berbagai ikhtiar dan pendapat, akhirnya Kyai Doglo dan masyarakat sepakat untuk menutup mata air tersebut dengan dua kepala kambing dan memotong sehelai rambut Kyai Doglo. Hingga akhirnya mata air itu pun tertutup.
“Kemunculan mata air itu memunculkan paradigma banyu sing nyar. Akhirnya desa ini diberi nama Desa Banyuanyar,” ungkap Kepala Desa Banyuanyar, Komarudin.
Komarudin menerangkan, mata air tersebut tepatnya di sebelah timur Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Banyuanyar. Menurut sesepuh desa, arus mata air yang disumbat, mengalir ke arah kawasan Pemandian Tlatar.
Desa Banyuanyar dilalui Sungai Keduk yang mengalir sepanjang tahun dan membagi wilayah desa menjadi dua bagian, yaitu, antara Kadus V dengan Kadus I, II, III dan IV. Untuk kebutuhan air, hampir 70 persen penduduk desa menggunakan jasa PDAM, sedangkan 30 persen sisanya membuat sumur dengan swadaya karena sebagian wilayah tidak dapat digali untuk sumur gali.
Desa Banyuanyar memiliki jenis tanah yang pada umumnya termasuk jenis aluvial dan pasir, jenis tanah ini cukup sesuai untuk kegiatan pertanian namun cukup labil, sehingga mengakibatkan banyak jalan di Desa Banyuanyar yang cepat rusak. Pada masa jabatan Komarudin, kini desa memiliki jalan akses selebar empat meter.
Desa Banyuanyar memilik banyakpotensi yang dapat Anda kunjungi terlebih di akhir pekan. Anda penasaran dengan potensi desa Banyuanyar, silahkan kunjungi kami di akhir pekan Anda. Selamat berlibur!
SEJARAH KEPEMIMPINAN DESA BANYUANYAR
DARI AWAL SAMPAI SEKARANG
Banyuanyar sebagai sebuah organisasi yang berada di bawah Kecamatan Ampel memiliki struktur organisasi yang bertujuan untuk menjalan roda organisasi serta roda pemerintahan tingkat desa. Desa Banyuanyar memiliki sejarah yang panjang,dari tahun 1958 hingga tahun 2017 tercatat 10 orang sudah pernah menjadi pemimpin sekaligus menjadi “bapak” bagi seluruh penduduk desa Banyuanyar. Inilah 10 nama Kepala Desa Banyuanyar mulai tahun 1958 hingga 2017:
NO |
NAMA |
PERIODE |
KETERANGAN |
1 |
S. JOGO SUWIGNYO |
1958 - 1965 |
Kepala Desa |
2 |
SUWARNO |
1965 - |
Penjabat Kepala Desa |
3 |
TIYOSO WIREJO |
|
Penjabat Kepala Desa |
4 |
SURONO |
|
Penjabat Kepala Desa |
5 |
SUTARMO |
1980 – 1988 |
Kepala Desa |
6 |
SUHADI EKO PRASETYO |
1988 – 1996 |
Kepala Desa |
7 |
SLAMET |
1996 – 1998 |
Penjabat Kepala Desa |
8 |
SUTARNO |
1998 – 2006 |
Kepala Desa |
9 |
SUDARYANTO |
2006 - 2013 |
Kepala Desa |
10 |
KOMARUDIN, ST |
2013 - sekarang |
Kepala Desa |